Tentang budaya , makanan , dan ciri khas dari sulawesi selatan
*SENI TARI SULAWESI SELATAN
Tari_Patenung_berasal_dari_Toraja,_Sulawesi_Selatan.Tari_Pattennung;_tarian_adat_yang_menggambarkan_perempuan-perempuan_yang_sedang_menenun_benang_menjadi_kain._Melambangkan_kesabaran_dan_ketekunan_perempuan-perempuan_Bugis._Tari_ini_dipentaskan_di_konsulat_Indonesia_di_Perth,_Australia_Barat_pada_hari_budaya_Indonesia._Tari_ini_dimainkan_oleh_Adhelia,_Tara,_Mira,_and_Citra. _ Tari_ini_dipentaskan_di_konsulat_Indonesia_di_Perth,_Australia_Barat_pada_hari_budaya_Indonesia._Tari_ini_dimainkan_oleh_Adhelia,_Tara,_Mira,_and_Citra. _
Tari_Pakarena_adalah_tarian_tradisional_dari_makasar,_Sulawesi_Selatan,_Indonesia._Pada_abad_20,_tari_ini_keluar_dari_tradisi_istana_dan_menjadi_pertunjukan_populer._Ia_seringkali_dipentaskan_di_sejumlah_acara,_seperti_pernikahan,_ritual_pengobatan_dan_sunatan._Tari_ini_sangat_energik,_terkadang_begituhingar_bingar_oleh_musik,_namun_diiringi_oleh_tarian_yang_sangat_lambat_lemah_gemulai_dari_para_penari_wanita_muda._Dua_kepala_drum_(gandrang)_dan_sepasang_instrument_alat_semacam_suling_(puik-puik)_mengiringi_dua_penari.
_______________
Tarian_Ma'gellu_awalnya_dikembangkan_di_Distrik_Pangalla'_kurang_lebih_45_km_ke_arah_Timur_dari_kota_Rantepao_dan_biasanya_dipentaskan_pada_upacara_khusus_yang_disebut_Ma'Bua',_yang_berkaitan_dengan_upacara_pentasbihan_Rumah_adat_Toraja/Tongkonan,_atau_keluarga_penghuni_tersebut_telahmelaksanakan_upacara_Rambu_Solo'_yang_sangat_besar_(Rapasaan_Sapu_Randanan)._Saat_ini_tarian_Ma'gellu'_sering_juga_dipertunjukkan_pada_upacara_kegembiraan_seperti_pesta_perkawinan,_syukuran_panen,_dan_acara_penerimaan_tamu_terhormat._Tarian_ini_dilakukan_oleh_remaja_putri_dengan_jumlah_ganjil_dan_diiringi_irama_gendang_yang_ditabuh_oleh_remaja_putra_yang_berjumlah_empat_orang._Busana_serta_aksesoris_yang_digunakan_adalah_khusus_untuk_penari_dengan_perhiasan_yang_terbuat_dari_emas_dan_perak_seperti_Keris_Emas/Sarapang_Bulawan,_Kandaure,_Sa'pi'_Ulu',_Tali_Tarrung,_Bulu_Bawan,_Rara',_Mastura,_Manikkata,_Oran-oran,_Lola'_Pali'_Gaapong,_Komba_Boko'_dan_lain-lainnya.
Pada_pemakaman_besar_(biasanya_orang_dengan_kasta_tinggi),_sebuah_tari_perang_yang_bernama_Ma'randing_dipentaskan._Para_penari_menggunakan_pakaian_perang_tradisional_dan_senjata._Tari_ini_secara_mendasar_adalah_sebuah_tari_partriotik_atau_tari_perang._Kata_ma'randing_berasal_dari_randing_yang_berarti_"mulia_ketika_melewatkan"._Tari_ini_menunjukkan_kemampuan_dalam_memakai_senjata_militer_dan_menunjukkan_keteguhan_hati_dan_kekuatan_seseorang_yang_meninggal_selama_hidupnya._Ia_ditarikan_oleh_beberapa_orang_yang_setiap_orangnya_membawa_perisai_besar,_pedang_dan_sejumlah_ornamen._Setiap_objek_menyimbolkan_beberapa_makna._Perisai_yang_dibuat_dari_kulit_kerbau_(bulalang)_menyimbolkan_kekayaan,_karena_hanya_orang_kaya_yang_memiliki_kerbau_sendiri._Pedang_(doke,_la'bo'_bulange,_la'bo'_pinai,_la'bo'_todolo)
menunjukkan_kesiapa_untuk_perang,_yang_menyimbolkan_keberanian.
_
Tari_ini_dilakukan_dengan_4_prinsip_gerakan.:
_1._Komanda_menginspeksi_tiap_orang_dan_senjatanya,_menyimbolkan_disiplin._
_2._senjata_diulur_dan_perisai_ditarik_kebelakang,_menyimbolkan_kesigapan._
_3._Salah_satu_kakai_diangkat_sementara_itu_yang_lain_di_tanah,_menyimbolkan_keteguhan_hati._
_4._Para_menari_mundur_kebelakang,_sementara_itu_satu_penari_bergerak_ke_kanan_dan_yang_lain_kekiri,_
_
menyimbolkan_kesigapan._Selama_tarian,_para_penari_berteriak_untuk_menyemangati_satu_sama_lain_selama_pertempuran._Penonton_akan_turut_serta_berteriak._Teriakan_ini
(peongli)_terkadang_bervariasi_diberbagai_tempat._Tarian_ini_dipentaskan_di_acara_pentaskan_oleh_anggota_yang_berani_di_penduduk_lokal._Makna_asli_dari_tarian_ini_adalah_untuk_menjaga_desa_dan_melindungi_para_gadis_muda_dari_penculikan_desa_tetangga.
_
Tari_sirih_Pinang_adalah_tarian_untuk_menjamu_tamu,_suguhan_yang_pertama_adalah_sirih_pinang_yangakan_melambangkan_bahwa_tamu_yang_datang_telah_di_terima_dalam_lingkungan_keakraban_keluarga.
F. TARI PAKKURU SUMANGE
Tari_Pakkuru_Sumanga_berasal_dari_Makassar
_
Tari_ini_adalah_Tari_daerah_sulawesi_selatan_tepatnya_dikabupaten_gowa,_yang_menceritakan_tentang_keceriaan_anak-anak_dalam_bermain_dengan_kelincahan_dalam_memainkan_alunan_bambu-bambu._
________________
Kipas,_tari_yang_mempertunjukkan_kemahiran_para_gadis_dalam_memainkan_kipas_samhil_mengikuti_alunan_lagu.
_
*Alat musik khas dari sulawesi selatan
Alat Musik Tradisional Sulawesi Selatan – Sedikit mengenai Profil Provinsi Sulawesi Selatan. Provinsi yang beribukotakan Makassar atau yang dulu disebut Ujung Pandan ini ternyata Pada tahun 1964 adalah tahun dimana Provinsi Sulawesi Selatan dibentuk. Sebelum diresmikan menjadi provinsi sendiri, sebelumnya Sulawesi Selatan adalah bagian dari Sulawesi Tenggara yang dulu pernah dinamakan dengan nama Provinsi Sulawesi Selatan-Tenggara.
Abad ke – 14 merupakan masa sejarah paling penting yang terjadi di Sulawesi Selatan di mana pada saat itulah terdapat beberapa kerajaan yang terkenal. Diantaranya Kerajaan Luwu, Kerajaan Gowa, Kerajaan Bone, Kerajaan Tallo, dan Kerajaan Soppeng yang dipimpin oleh masing-masing rajanya pada saat itu.
Lalu di tahun 1538, menurut sejarah di tahun itulah orang-orang Portugis mulai datang ke Sulawesi melalui pelabuhan Makassar. Mereka lalu menghadap kepada Raja Gowa IV yang saat itu bernama Tumapa. Tujuan orang-orang Portugis itu datang ke Kerajaan Gowa adalah untuk menyiarkan agama Katolik sambil melakukan perdagangan.
Dan saat ini Provinsi Sulawesi Selatan dihuni oleh beberapa etnis atau suku bangsa yang jika digolongkan maka mayoritas mereka adalah Suku Makassar, Suku Bugis, dan Suku Toraja. Bahkan bahasa daerah dari ketiga suku ini lebih dominan digunakan di Sulawesi Selatan. Namun Suku Toraja memiliki keunggulan dibanding dua suku lainnya, yaitu kebudayaannya berupa Tanah Toraja yang sangat menarik itu begitu dikenal sampai ke manca negara.
Termasuk beberapa lagu daerah yang dikenal hampir diseluruh penjuru nusantara juga berasal dari Sulawesi Selatan. Antara lain adalah lagu Anging Mamiri, lagu Ma Rencong Rencong, Lagu Indo Logo, dan Lagu Trondo. Khusus untuk alat musik tradisional Sulawesi Selatan akan saya bahas lebih lengkap di bawah ini.
Beberapa alat musik tradisional yang digunakan oleh suku-suku yang ada di Sulawesi Selatan adalah :
- Gendang
- Rebana
- Serunai
- Gong
- Kentongan
- Kenong
- Kecapi
Penjelasan Tentang Alat Musik Sulawesi Selatan
GendangSeperti yang pernah saya tulis di artikel sebelumnya. Gendang adalah alat musik jenis pukul yang dimainkan dengan tangan. Gendang terbuat dari kayu berongga yang kedua ujung atau salah satu ujungnya ditutup dengan kulit yang diregangkan sehingga akan mengeluarkan bunyi jika dipukul.
Rebana
Rebana juga hampir sama dengan gendang, bedanya adalah gendang dibuat lebih memanjang, sedangkan Rebana dibuat pipih dan biasanya berdiamater lebih besar dibandingkan dengan Gendang. Alat musik rebana ini juga dibuat dari bahan kulit dan kayu.
Serunai
Serunai adalah alat musik tiup yang biasa dibuat dari bambu kecil. Serunai juga merupakan salah satu alat musik tradisional Sulawesi Selatan.
Gong
Sama dengan Provinsi Sulawesi Tenggara, Gong juga ada di Sulawesi Selatan. Alat musik yang terbuat dari logam yang mengeluarkan suara “Gong..Gong” ini ketika dipukul juga sering digunakan untuk acara pentas seni dan adat istiadat di Sulawesi Selatan.
Kentongan
Masih sejenis alat musik pukul yang tidak memiliki tangga nada, kentongan biasanya dibuat dari kayu atau bambu yang dimainkan dengan cara diketuk dengan alat pengetuk kentongan.
Kenong
Nama alat musik yang satu ini mungkin agak kurang populer di telinga kita. Namun sebenarnya Kenong ini adalah hampir sama dengan Gong. Hanya saja dalam musik gamelan, gong yang paling besar dan paling gemuk biasanya disebut Kenong.
Kecapi
Kecapi merupakan salah satu alat musik petik yang mungkin cara memainkannya sedikit sulit untuk dipelajari dibanding dengan alat musik lainnya di atas. Kecapi biasanya digunakan untuk memperkaya suara-suara yang dihasilkan dalam musik-musik tradisional. Kecapi memiliki beberapa senar yang dimainkan dan dipetik secara horizontal. Kecapi juga termasuk menjadi alat musik tradisional Sulawesi Selatan.
*makanan khas sulawesi selatan
akanan, tentu saja kita butuhkan setiap harinya.
Karena manusia membutuhkan makan untuk dapat bertahan hidup. Nah berikut
ini saya akan Share beberapa makanan Khas Dari SULAWESI SELATAN
di antaranya:
1. Kapurung
Kapurung adalah salah satu makanan khas tradisional di Sulawesi
Selatatan, khususnya masyarakat daerah Luwu (Kota Palopo, Kabupaten
Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur) Makanan ini terbuat dari sari atau tepung
sagu. Di daerah Maluku dikenal dengan nama Papeda. Kapurung dimasak
dengan campuran ikan atau daging ayam dan aneka sayuran. Meski makanan
tradisional, Kapurung mulai populer. Selain ditemukan di warung-warung
khusus di Makassar juga telah masuk ke beberapa restoran, bersanding
dengan makanan modern.Di daerah Luwu sendiri nama Kapurung ini sering juga di sebut Pugalu.
2. Coto Makassar
Coto Makassar atau Coto Mangkasara adalah makanan tradisional Makassar, Sulawesi Selatan. Makanan ini terbuat dari jeroan (isi perut) sapi yang direbus dalam waktu yang lama. Rebusan jeroan bercampur daging sapi ini kemudian diiris-iris lalu dibumbui dengan bumbu yang diracik secara khusus. Coto dihidangkan dalam mangkuk dan dimakan dengan ketupat dan "burasa". Saat ini Coto Mangkasara sudah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, mulai di warung pinggir jalan hingga restoran. Dan direncanakan mulai bulan November 2008 Coto Makassar akan menjadi salah satu menu pada penerbangan domestik Garuda Indonesia dari dan ke Makassar. Makanan ini mirip dengan sop sodara.
3. Sop Konro
Sup Konro adalah masakan sup iga sapi khas Indonesia yang berasal dari tradisi Bugis dan Makassar. Sup ini biasanya dibuat dengan bahan iga sapi atau daging sapi. Masakan berkuah warna coklat kehitaman ini biasa dimakan dengan ketupat kecil yang dipotong-potong terlebih dahulu. Warna gelap ini berasal dari buah kluwek yang memang berwarna hitam. Bumbunya relatif "kuat" akibat digunakannya ketumbar.
Konro aslinya dimasak berkuah dalam bentuk sup yang kaya rempah, akan tetapi kini terdapat variasi kering yang disebut "Konro bakar" yaitu iga sapi bakar dengan bumbu khas konro.
4. Jalangkote
Jalangkote adalah kue yang bentuknya serupa dengan kue yang ada di Jakarta dan sejumlah daerah disebut pastel. Bedanya, kalau bahan kulit pastel umumnya tebal dan empuk, maka kulit jalangkote tipis. Kulit jalangkote menggunakan bahan dasar terigu, telur, santan, mentega, garam, dan bahan-bahan tambahan lainnya dan dibuat tipis. Tak hanya kulit, isinya pun beda. Kalau pastel isinya bisa macam-macam seperti cokelat, susu, kacang, ikan, dan lainnya, maka jalangkote tidak.
Secara umum, sejak dulu hingga kini,
isi jalangkote hanya terdiri atas wortel dan kentang yang
dipotong-potong bentuk dadu dalam ukuran kecil, tauge, dan soun
(laksa). Sayur-sayuran ini ditumis dengan bumbu merica, bawang putih,
bawang merah, dan bumbu lainnya. Kalaupun saat ini jalangkote mengalami
perubahan isi, itu hanya penambahan telur 1/4 atau 1/2 butir dan
daging sapi cincang. Dan Jalangkote biasanya disajikan dalam menu
berbuka puasa
5. Buras/Burasa'
Buras/Burasa' adalah
masakan khas Sulawesi Selatan. Buras mirip dengan lontong, terbuat dari
beras hanya saja bentuknya agak berbeda. Buras lebih halus dengan
balutan daun pisang muda, disajikan dengan taburan bumbu kelapa kering,
gula, garam dan cabai. kebanyakan buras banyak di jual di pasaran.
Namun, Umumnya Makanan ini disajikan pada saat-saat tertentu seperti
Acara Syukuran, Pernikahan Dan Pada suasana Lebaran.
6. Mie Titi
Mie Titi ini
adalah sejenis mie kering yang disajikan dengan kuah kental dan irisan
ayam, udang, jamur, hati dan cumi. Mirip ifumie, hanya mienya sangat
tipis. Tadinya nama mie titi ini adalah nama jenis makanan, namun
ternyata kata titi berasal dari nama panggilan pemiliknya. Mie Kering
di Makassar mulai popular sejak tahun 70-an. Diawali oleh seorang
keturunan Tionghoa bernama Ang Kho Tjao, yang kemudian menurunkan
pengetahuan memasak mie kering kepada tiga orang anaknya yaitu Hengky,
Awa dan Titi. Setelah Ang Kho Tjao meninggal dunia, usaha kedai mie
kering dilanjutkan oleh ketiga anaknya yang masing-masing membuka kedai
sendiri. Yang cukup popular di Makassar adalah kedai milik Titi,
sehingga nama mie kering ini selalu diidentikan menjadi “Mie Titi“. *rumah yang menjadi ciri khas sulawesi selatan
Tongkonan : Rumah Adat Khas Tana Toraja Yang Sarat Dengan Hal Magis
Jika anda berkunjung ke Toraja di
Sulawesi Selatan, anda akan familiar dengan rumah khas miliki suku
Toraja. Perhatikanlah setiap konstruksi bangunan di sana , baik itu
bangunan modern, tetap saja memakai miniatur dari rumah adat ini.
Namanya adalah Tongkonan. Sampai saat ini, rumah adat ini masih
terbilang sangat unik, mengingat tak ada satupun bahan logam ada di
bangunan ini. Jika anda melihatnya, anda akan terkagum-kagum karena
sampai saat ini rumah adat Tongkonan masih berdiri megah, padahal
usianya sudah 500 tahun lebih. Anda dapat menemukan komplek rumat adat
tua Tongkonan di Desa Kete Kesu, tak jauh dari kota Rantepao.
Rumah-rumah adat yang berdiri di sana, merupakan saksi bisu sejarah
nenek moyang mereka. Wow, mengagumkan!
Tongkonan adalah rumah adat dengan ciri
rumah panggung dari kayu dimana kolong di bawah rumah biasanya dipakai
sebagai kandang kerbau. Atapnya rumah tongkonan dilapisi ijuk hitam dan
bentuknya melengkung persis seperti perahu telungkup dengan buritan. Ada
juga yang mengatakan bentuknya seperti tanduk kerbau. Sekilas mirip
bangunan rumah gadang di Minang atau Batak.
Sepintas rumah adat ini sangat mirip
dengan rumah adat Minang dan rumah adat masyaraka Batak di Sumatera.
Namun , ternyata berbeda. Atap bangunan ini menyerupai kapal yang
terbalik. Konon, nenek moyang orang Toraja yang berasal dari Yunan,
Teluk Tongkin di China datang menggunakan perahu melalui sungai. Saat
mereka mendirikan tempat tinggal, mereka menggunakan perahu mereka itu
menjadi atapnya dengan cara di balik. Di rumah Tongkonan ini,
bagian-bagiannya memiliki arti tersendiri seperti bagian bawah yang
khusus dijadikan tempat untuk ternak mereka. Bagian dalam terbagi
menjadi bagian utara sebagai tempat anak cucu, bagian tengah untuk
jenazah, ruang tamu, dan tempat sesajen, serta bagian selatan sebagai
tempat dari kepala keluarga. Semua rumah Tongkonan akan selalu menghadap
ke utara. Hal ini karena orang Toraja beranggapan bahwa nenek moyang
mereka berasal dari utara. Mereka juga berkeyakinan suatu kali kelak,
mereka akan bertemu di utara nanti.
Di depan rumah Tongkonan ini, dibangun
Lumbung padi yang juga bentuknya menyerupai Tongkonan. Fungsinya selain
sebagai tempat untuk menyimpan padi, lumbung ini jug aberfungsi sebagai
tempat interaksi sosial saat diadakan upacara upacara adat.
Tongkonan Tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan masyarakat Toraja, karena erat kaitannya dengan ritual wajib
yang mereka jalani.Tempat ini akan selalu ada di mana pun dan kapan pun
orang Toraja berada, termasuk di luar daerah Toraja.
Ornamen atau ukiran dari rumah adat
Tongkonan ini memiliki artinya masing-masin g dan tidak boleh sembarang
di ukir, biasnya kasta juga menjadi bahan pertimbangan. Warn ayang
digunakan hanya 4 warna, dan itupun warna dari alam, seperti hitam,
merah, kuning, dan putih. Masing masing warna juga memiliki artinya
tersendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar